BREAKING NEWS

Pemprov Banten–PJS Gelar Diskusi Program Sarjana Penggerak Desa: Menargetkan 1.238 Sarjana Desa Pertama di Indonesia


SERANG -Metrobanten.com-Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Provinsi Banten bersama Dewan Pimpinan Daerah Pro Jurnalismedia Siber (PJS) Banten menggelar temu media dan diskusi mengenai perkembangan program kerja Gubernur Banten, khususnya Program Sarjana Penggerak Desa. Acara berlangsung di kawasan Wisata Halal Baduy Outbond, Baros, Kabupaten Serang, Kamis (11/12/2025).

Kegiatan ini menjadi ruang evaluasi sekaligus penyampaian capaian sementara dari program yang digagas sebagai bagian dari pelaksanaan Asta Cita Presiden untuk membangun Indonesia dari desa. Melalui konsep satu desa satu sarjana, Pemprov Banten menargetkan pemerataan pendidikan, peningkatan kualitas SDM desa, serta penguatan ekonomi masyarakat.

Plt. Kabag Materi dan Komunikasi Pimpinan, Vicky Febian, yang hadir mewakili Kepala Biro Adpim, menjelaskan bahwa program tersebut diarahkan untuk membuka akses pendidikan tinggi bagi warga desa, khususnya masyarakat miskin namun berprestasi.

“Pak Gubernur ingin membantu masyarakat desa untuk mencapai pendidikan sarjana. Ini soal pemerataan pendidikan sekaligus peningkatan ekonomi warga desa,” ujar Vicky. Ia menambahkan bahwa program telah berjalan di 300 desa, dengan proses seleksi dilakukan langsung di desa masing-masing untuk menumbuhkan rasa memiliki.

Dalam aspek pendanaan, mahasiswa diarahkan untuk kuliah di kampus terdekat agar lebih efisien dan tetap terhubung dengan program pemberdayaan desa. Para peserta menerima bantuan biaya hidup sebesar Rp1 juta per bulan dan diharapkan kembali mengabdi di desa setelah lulus.

Sementara itu, Kabid Pemberdayaan Masyarakat Desa, Herman, memaparkan bahwa dari total 1.552 desa dan kelurahan di Banten, sebanyak 1.238 desa berpotensi menjadi sasaran program. Pemprov menyediakan bantuan keuangan Rp100 juta per desa, dengan Rp20 juta di antaranya dialokasikan khusus untuk mendukung mahasiswa Program Sarjana Penggerak Desa.

“Harapannya, Banten bisa melahirkan 1.238 sarjana desa pertama di Indonesia. Kalau memungkinkan, nantinya mereka diwisuda bersama Pak Gubernur,” ujar Herman. Ia menambahkan bahwa lulusan program diharapkan dapat berkontribusi pada sektor-sektor Asta Cita, seperti ketahanan pangan, pertanian, kehutanan, perkebunan, dan perikanan.


Dari sisi eksternal, pengurus PJS Banten, Saeroji, menekankan pentingnya peran media dalam menyebarluaskan informasi pembangunan desa. Menurutnya, media memiliki fungsi edukasi, informasi, kontrol sosial, dan hiburan.

“Kode etik jurnalistik harus makin diperkuat. Kebebasan pers harus dibarengi tanggung jawab. Kontrol sosial diperlukan agar kepemimpinan tidak berjalan tanpa pengawasan,” katanya. Ia menambahkan bahwa kritik berbasis fakta justru membantu pemerintah dalam penyusunan evaluasi dan perencanaan lanjutan.

Pemprov Banten menargetkan 200 desa tambahan dapat bergabung dalam program pada tahap berikutnya. Seleksi di tingkat desa akan melibatkan tim khusus agar bantuan tepat sasaran.

Dengan program ini, pemerintah berharap desa menjadi pusat pertumbuhan baru, sejalan dengan visi pembangunan nasional.

“Mudah-mudahan para peserta bukan hanya mengembangkan dirinya, tetapi juga membangun desanya. Desa adalah sentra pembangunan republik ini,” tutup Herman.(Red/dim)

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image